Pengolahan Sampah di SMPN 3 Kalipuro dalam Program Adiwiyata: Kontribusi Peserta Didik terhadap Lingkungan dan Keberlanjutan


Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kalipuro, yang terletak di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, telah mengimplementasikan berbagai program pendidikan berbasis lingkungan. Salah satunya adalah Program Adiwiyata, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk membentuk karakter dan meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan. Program ini mencakup berbagai aspek, termasuk pengolahan sampah yang melibatkan seluruh civitas akademika sekolah, dengan arahan dari Kepala Sekolah, Dwi Hindarti Lasmisari, S.Pd. Keberhasilan program ini tidak hanya dilihat dari keberhasilan dalam pengelolaan sampah, tetapi juga dalam pembentukan kesadaran lingkungan yang lebih dalam di kalangan peserta didik.

Pengolahan sampah merupakan salah satu aspek utama dalam program Adiwiyata yang diterapkan di SMPN 3 Kalipuro. Melalui inisiatif ini, peserta didik tidak hanya diberikan pengetahuan teoritis mengenai pengelolaan sampah, tetapi juga dilibatkan langsung dalam kegiatan nyata yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih mendalam tentang bagaimana SMPN 3 Kalipuro melaksanakan pengolahan sampah dalam program Adiwiyata, peran peserta didik, serta kontribusi Kepala Sekolah Dwi Hindarti Lasmisari dalam mendukung keberlanjutan program ini.

Program Adiwiyata dan Tujuan Pengolahan Sampah

Program Adiwiyata adalah program yang diperkenalkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) untuk meningkatkan kepedulian, pengetahuan, serta keterampilan peserta didik dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melalui program ini, sekolah diharapkan mampu mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan sehari-hari, serta mengelola lingkungan sekolah dengan baik dan benar.

Salah satu tujuan utama dari Program Adiwiyata adalah untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan di sekolah dan mengelola sampah dengan cara yang ramah lingkungan. Ini tidak hanya mencakup pemilahan sampah, tetapi juga upaya-upaya daur ulang, pengomposan, dan pengurangan sampah di sumbernya. SMPN 3 Kalipuro, di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Dwi Hindarti Lasmisari, S.Pd., telah mengambil langkah-langkah konkret dalam mencapainya.

Langkah-Langkah Pengolahan Sampah di SMPN 3 Kalipuro

  1. Pendidikan dan Sosialisasi kepada Peserta Didik

Langkah pertama yang dilakukan SMPN 3 Kalipuro adalah memberikan pendidikan tentang pentingnya pengolahan sampah kepada peserta didik. Materi tentang sampah, jenis-jenis sampah, serta cara pengolahan yang tepat telah dimasukkan dalam kurikulum lingkungan hidup yang ada di sekolah. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui berbagai media, seperti poster, seminar, dan lomba kreativitas daur ulang yang melibatkan seluruh siswa.

Peserta didik juga diajarkan untuk mengenal jenis-jenis sampah, seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), serta bagaimana cara memilahnya dengan benar. Mereka dilatih untuk tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi juga untuk mengelola sampah yang mereka hasilkan dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Di samping itu, mereka juga diberikan pengetahuan tentang bagaimana sampah dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia, sehingga penting untuk mengelolanya dengan baik.

  1. Pemilahan Sampah yang Efektif


SMPN 3 Kalipuro telah menetapkan sistem pemilahan sampah yang jelas di seluruh area sekolah. Di setiap ruang kelas, kantin, dan area lain yang sering menghasilkan sampah, disediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik. Peserta didik diajak untuk memisahkan sampah yang dapat terurai (seperti sisa makanan) dengan sampah yang tidak dapat terurai (seperti plastik, kaca, dan logam).

Pemilahan sampah ini juga dilengkapi dengan edukasi terkait bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau diolah lebih lanjut. Dengan adanya tempat sampah yang sesuai, peserta didik menjadi lebih disiplin dalam membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang tidak terkelola dengan baik, tetapi juga untuk memberikan edukasi langsung kepada siswa tentang kebiasaan memilah sampah yang bisa mereka terapkan di rumah dan lingkungan sekitar.

  1. Pembuatan Kompos dari Sampah Organik

Salah satu inovasi dalam pengelolaan sampah yang dilakukan di SMPN 3 Kalipuro adalah pembuatan kompos dari sampah organik. Sampah organik, seperti sisa makanan dan daun-daun kering, dikumpulkan dan diolah menjadi kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah di sekitar sekolah.

Peserta didik yang terlibat dalam proses ini belajar tentang pentingnya daur ulang sampah organik dan bagaimana proses pengomposan dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Selain itu, mereka juga diajarkan bagaimana cara pembuatan kompos yang baik, mulai dari pemilihan bahan, pencampuran, hingga waktu yang dibutuhkan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat. Proses ini juga melibatkan guru-guru yang membimbing siswa dalam praktik pembuatan kompos di area kebun sekolah.

Kompos yang dihasilkan dari kegiatan ini digunakan untuk menyuburkan tanaman di kebun sekolah dan lahan terbuka di sekitar area sekolah. Dengan cara ini, sampah organik yang seharusnya dibuang ke TPA justru dimanfaatkan kembali untuk kepentingan pertanian dan penghijauan sekolah.

  1. Daur Ulang Sampah Anorganik

Selain mengelola sampah organik, SMPN 3 Kalipuro juga memiliki program daur ulang sampah anorganik. Sampah plastik, kertas, kaca, dan logam dikumpulkan secara terpisah dan diproses untuk didaur ulang. Di sekolah ini, kegiatan daur ulang melibatkan siswa secara langsung, di mana mereka diberi pelatihan tentang cara mendaur ulang barang-barang tersebut menjadi produk yang berguna.

Contoh produk daur ulang yang dihasilkan siswa adalah kerajinan tangan dari sampah plastik dan kertas, yang dijadikan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler. Produk-produk ini tidak hanya berguna sebagai media pembelajaran keterampilan, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sampah dapat memiliki nilai ekonomis dan fungsional setelah melalui proses daur ulang.

  1. Kerja Sama dengan Pihak Ketiga

Untuk mengoptimalkan pengolahan sampah, SMPN 3 Kalipuro juga bekerja sama dengan pihak ketiga, seperti perusahaan pengelola sampah dan lembaga daur ulang. Kerja sama ini memungkinkan sekolah untuk memperoleh fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah. Selain itu, pihak ketiga juga memberikan pelatihan lebih lanjut bagi siswa dan guru mengenai teknik-teknik terbaru dalam pengolahan sampah yang ramah lingkungan.

Peran Kepala Sekolah Dwi Hindarti Lasmisari, S.Pd. dalam Mendukung Program Pengolahan Sampah

Kepala Sekolah SMPN 3 Kalipuro, Dwi Hindarti Lasmisari, S.Pd., memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung implementasi Program Adiwiyata di sekolah ini. Beliau tidak hanya memberikan arahan dan kebijakan terkait pengolahan sampah, tetapi juga aktif terlibat dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.

Dwi Hindarti Lasmisari, S.Pd., menyadari bahwa pengolahan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab siswa dan guru, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh civitas akademika sekolah. Oleh karena itu, beliau selalu mendorong seluruh pihak di sekolah untuk berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Salah satu langkah konkret yang diambil beliau adalah memfasilitasi pembentukan tim pengelola sampah yang terdiri dari siswa dan guru yang bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pengolahan sampah di sekolah.

Selain itu, Dwi Hindarti juga berperan dalam menyusun anggaran dan mendukung pengadaan fasilitas pengolahan sampah, seperti tempat sampah terpisah, alat untuk daur ulang, dan komposter untuk sampah organik. Melalui kepemimpinan beliau, SMPN 3 Kalipuro tidak hanya berhasil mengelola sampah dengan baik, tetapi juga berhasil membangun budaya lingkungan yang positif di kalangan siswa.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun SMPN 3 Kalipuro telah mencapai banyak hal dalam pengolahan sampah, tantangan yang dihadapi masih cukup besar. Salah satunya adalah kebutuhan untuk terus memperbarui fasilitas dan teknologi yang digunakan dalam pengolahan sampah. Selain itu, kesadaran masyarakat sekitar sekolah juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan program ini. Oleh karena itu, penting bagi SMPN 3 Kalipuro untuk terus melakukan sosialisasi, baik kepada siswa, guru, maupun masyarakat sekitar, mengenai pentingnya pengolahan sampah yang baik.



Posting Komentar

0 Komentar